Mengendarai sepeda motor matic juga ada triknya tersendiri supaya mesin tidak mudah rusak dan onderdilnya tak cepat haus.
Berikut Ini 6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pengendara Motor Matic, yaitu :
Asal Gas dan Rem
Menurut pakar mekanik bengkel spesialis matic, menggunakan motor matic tak boleh dilakukan sembarang gas kemudian rem sebab bisa membuat part lebih cepat haus. Tidak bolehnya ketika dalam keadaan gas pol atau rem tinggi, secara mendadak mengerem apalagi menggunakan rem belakang.
Jika hal tersebut terus dilakukan dapat berakibat kerusakan pada bagian dalam CVT. Sewaktu kondisi digas, kampas kopling menjepit bagian rumah kopling supaya berjalan, kondisi tersebut menjadikan rumah kopling langsung menuju as roda jadi mengakibatkan roda dapat berputar dan sewaktu direm pada rumah kopling juga ikut berhenti juga,
Sehingga pada posisi kencang mengerem, rumah kopling dipaksa supaya berhenti akan mengakibatkan gesekan yang berlebih dan semakin lama akan menimbulkan panas secara tak wajar. Part yang usisnya lebih pendek yakni kampas kopling ganda, rumah kopling ganda serta roller peang.
Menarik Bukaan Gas Terlalu Banyak Sewaktu Melewati Tanjakan.
Sewaktu melintasi jalan yang menanjak pastinya kendaraan berada pada posisi yang melawan gravitasi. Seharusnya buka gas menggunakan cara ynag bertahap agar memperoleh tenaga yang maksimal.
Menarik Gas Sambil Menarik Rem
Kondisi ini biasanya terjadi ketika berada dalam kemacetan. Pengendara motor matic seringkali menahan gas sambil melakukan penarkan tuas rem. Hal tersebut tentunya menjadikan kampas kopling menjadi cepat habis berputar terus ketika gas ditarik.
Menarik Tuas Rem Belakang Ketika Jalanan Menurun
Seharusnya, lebih memprioritaskan pemakaian rem depan dulu saat melintasi jalanan turunan. Pemakaian rem bisa menahan daya dorong motor motor yang semakin besar ke depan sewaktu jalan menurun. Selanjutnya ikuti pemakaian rem belakang supaya motor tetap seimbang.
Tidak Teratur Ganti Oli Gardan, Busi dan Filter Udara
Penggantian pada oli mesin, oli transmisi, busi dan filter udara seharusnya dikerjakan secara rutin. Pada oli transmisi ada baiknya diganti setiap jarak tempuh dengan kelipatan 8.000 km.
Oli transmisi tujuannya agar dapat melindungi gesekan dan menjaga kinerja stabilitas kinerja komponen pada transmisi.
Tidak Rutin Mengganti CVT
Salah satu kuncian performa skutik yaitu kesehatan CVT atau Continous Variable Transmission. Apabila sakit maka transfer tenaga ke roda jadi lebih tidak optimal, padahal pada kondisi sehat saja potensi slip telah besar. Efeknya selain performa yang menjadi loyo, konsumsi bensin pun lebih boros. Agar dapat mencegah hal tersebut, perawatan CVT perlu dilakukan.
Apabila dilihat pada buku pedoman reparasi, skutik Honda contohnya BeaT FI dianjurkaan mejalankan pemeriksaan setiap 8.000 km. Sementara di Yamaha mulai dikerjakan pemeriksaan CVT pada 7.000 km dan berikutnya setiap 3.000 km. Filter CVT juga perlu diperiksa dan dibersihkan, termasuk pada slang pengontrol CVT.
Demikian, artikel mengenai kebiasaan yang membuat motor matic cepat rusak. Semoga informasi ini bisa dimanfaatkan dengan baik.